Bagaimana dim sum berkembang menjadi makanan khas Tiongkok

Bagaimana dim sum berkembang menjadi makanan khas Tiongkok

Dim sum adalah salah satu hidangan khas Tiongkok yang telah mendunia. Hidangan ini terdiri dari berbagai jenis makanan kecil yang dikukus, digoreng, atau dipanggang, dan biasanya disajikan dalam keranjang bambu atau piring kecil. Dim sum tidak hanya sekadar makanan, tetapi juga bagian dari budaya dan tradisi kuliner Tiongkok yang telah berkembang selama berabad-abad. Artikel berikut akan membahas tentang Bagaimana dim sum berkembang menjadi makanan khas Tiongkok

Asal-Usul Dim Sum

Dim sum memiliki sejarah panjang yang berakar dari tradisi minum teh di Tiongkok. Pada zaman Dinasti Tang (618–907 M), kebiasaan minum teh menjadi semakin populer, terutama di daerah selatan seperti Guangdong dan Fujian. Para pelancong dan pedagang yang melewati Jalur Sutra sering berhenti di rumah teh untuk beristirahat.

Awalnya, rumah teh hanya menyajikan minuman, tetapi seiring waktu, pemilik rumah teh mulai menawarkan makanan kecil sebagai pelengkap. Dari sinilah konsep dim sum mulai berkembang. Istilah “dim sum” sendiri berarti “menyentuh hati,” yang mencerminkan tujuan awal hidangan ini sebagai makanan ringan yang menemani minum teh, bukan sebagai makanan utama.

Perkembangan Dim Sum di Dinasti-Dinasti Tiongkok

Dim sum terus berkembang selama beberapa dinasti berikutnya. Pada masa Dinasti Song (960–1279 M), berbagai jenis makanan kecil mulai diciptakan dan disajikan di rumah teh dan restoran. Kemudian, pada masa Dinasti Ming (1368–1644 M), kebiasaan makan dim sum semakin populer, terutama di kalangan keluarga kerajaan dan bangsawan.

Pada Dinasti Qing (1644–1912 M), dim sum berkembang menjadi lebih beragam. Orang-orang mulai menikmati dim sum tidak hanya sebagai pelengkap minum teh, tetapi juga sebagai bagian dari santapan pagi atau siang.

Beragam Jenis Dim Sum

Seiring waktu, dim sum menjadi semakin populer dan bervariasi. Berikut adalah beberapa jenis dim sum yang terkenal:

  1. Har Gow (Dumpling Udang)
    Hidangan ini memiliki kulit transparan dan kenyal dengan isian udang yang lembut dan juicy. Har gow sering dianggap sebagai tolok ukur keahlian seorang koki dim sum.

  2. Siu Mai (Dumpling Daging Babi dan Udang)
    Siu mai memiliki bentuk terbuka dengan isian daging babi cincang, udang, dan jamur. Teksturnya lembut dengan cita rasa gurih yang khas.

  3. Char Siu Bao (Bakpao BBQ Babi)
    Bakpao ini berisi daging babi panggang dengan saus manis yang khas. Ada dua jenis char siu bao, yaitu yang dikukus dan yang dipanggang.

  4. Cheong Fun (Kwetiau Gulung)
    Hidangan ini berupa lembaran kwetiau yang diisi dengan daging, udang, atau sayuran, lalu disiram dengan saus kecap asin yang gurih.

  5. Lo Bak Go (Kue Lobak)
    Dibuat dari lobak putih yang dikukus dengan tambahan tepung beras dan bumbu, lalu dipotong dan digoreng hingga berkulit renyah.

  6. Egg Tart (Tart Telur)
    Meski berasal dari pengaruh kuliner Portugis, egg tart telah menjadi bagian dari dim sum khas Kanton. Tart ini memiliki kulit pastry yang renyah dengan isian custard telur yang lembut dan manis.

Dim Sum dan Budaya Kuliner Tiongkok

Dim sum bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga bagian dari gaya hidup masyarakat Tiongkok, terutama di daerah Kanton. Tradisi yum cha atau menikmati teh sambil makan dim sum telah menjadi kebiasaan yang diwariskan turun-temurun. Biasanya, keluarga atau teman berkumpul di restoran dim sum pada pagi atau siang hari untuk menikmati berbagai hidangan sambil berbincang santai.

Selain itu, penyajian dim sum juga mencerminkan prinsip keseimbangan dalam masakan Tiongkok. Kombinasi antara makanan kukus, goreng, manis, dan gurih menciptakan keseimbangan rasa dan tekstur yang beragam dalam satu santapan.

Perkembangan Dim Sum di Dunia

Dengan semakin banyaknya migrasi orang Tiongkok ke berbagai negara, dim sum mulai dikenal secara global. Pada abad ke-20, restoran dim sum mulai bermunculan di kota-kota besar seperti Hong Kong, Singapura, London, New York, dan Sydney.

Di beberapa negara Barat, konsep all-you-can-eat dim sum mulai populer, di mana pelanggan bisa menikmati berbagai jenis dim sum dalam jumlah banyak dengan harga tetap. Ada pula inovasi modern seperti dim sum fusion, yang menggabungkan elemen masakan Barat dengan teknik tradisional dim sum.

Kesimpulan

Dim sum telah mengalami perjalanan panjang dari hidangan sederhana di rumah teh hingga menjadi bagian dari budaya kuliner yang dihormati di seluruh dunia.

Hidangan ini tidak hanya menggambarkan kekayaan rasa dalam masakan Tiongkok, tetapi juga nilai-nilai sosial dan budaya yang melekat dalam tradisi makan bersama. Keberadaannya yang terus bertahan hingga kini menunjukkan bahwa dim sum bukan sekadar makanan, melainkan bagian dari sejarah dan identitas kuliner Tiongkok yang tak tergantikan.